Perkembangan abad ke-21 dan revolusi industri 4.0 yang kian pesat salah satunya adalah menuntut siswa agar memiliki kecakapan literasi maupun memahami teknologi informasi. Selain itu seiring dengan peringatan hari kemerdekaan ke-76 pada tanggal 17 Agustus 2021, maka sudah sepatutnya kita sebagai warga negara Indonesia mengenang jasa-jasa para pahlawan yang telah gugur dalam memperjuangkan kemerdekaan Republik Indonesia.
Selain mengenang jasa para pahlawan yang telah gugur dan mempertahankan kemerdekaan, kita sebagai generasi penerus bangsa tentu harus mengisi hari kemerdekaan tersebut dengan kegiatan positif yang dapat meningkatkan semangat dan kreativitas terutama selama era pandemi ini yang berdampak pada terbatasnya aktivitas dan ruang gerak siswa.
Dilatarbelakangi oleh hal tersebut, maka OSIS SMP Insan Kamil mengadakan kegiatan Lomba Menulis Puisi dengan tema ”Semangat dan Peduli di Era Pandemi.”
Ku buka jendela rumah
Dimana tempat ku berpijak
Menatap betapa indah nya dunia
Meskipun adanya tamu
Yaitu covid-19...
Semuanya sudah berubah
Semuanya berbeda
Dunia sedang kesulitan
Semuanya sibuk melawan pandemi ini
Bekerja secara online
Sekolah secara online
Semangat pun berkurang
Kepedulian terhadap masyarakat kecil ikut berkurang
Ulurkan tangan kita buat membantu masyarakat kecil
Walau pembelajaran secara online tetaplah semangat
Demi menggapai cita - cita
Bisa bermanfaat bagi orang lain
Awalnya aku bersikap seolah - olah tidak peduli
Tetapi mengapa engkau mengambil keluarga ku?
Mengambil semua kebahagiaan ku disini
Sejahat itukah dirimu?
Sudah cukup sampai disini,
Aku tidak ingin hal ini terulang lagi,
Kehilangan orang yang aku cintai,
Dan yang aku lakukan hanya bisa menangis.
Aku harap pandemi ini segera berakhir,
Sudah banyak nyawa yang gugur akibat pandemi ini,
Sekarang waktunya untuk kita bangkit,
Buat dunia ini seperti dahulu lagi.
"Pandemi menyerang, Pribumi menggeram"
Virus membuat bumi mencekam
Manusia terlihat saring menerkam
Pertengkaran-pun sering terekam
Bagaimana rakyat memperebutkan HAM
Orang yang tidak mampu menyerah atas hidupnya
Orang berkasta menutup matanya
Pandemi memberi penglihatan kepada kita
Bagaimana sifat tamak para manusia
Maka marilah kita bangkit
Hindari keluarga kita dari penyakit
Mulai menatap pada langit-langit
Cara agar virus tidak melejit
Membantu yang kesusahan
Menghargai yang kelelahan
Karena sesungguhnya kita pun paham akan perjuangan
Yang telah dikerahkan para pahlawan
Agar Indonesia terbebas dari penjajahan
Bagai padang rumput yang tandus
Bagai sungai yang penghuninya pergi
Bagai kemarau yang akan selalu ada
Pandemi ini tak juga berakhir
Dari Hari ke Hari, Bulan ke Bulan, dan Tahun ke Tahun, virus ini semakin menjadi
Kenyataan tak selalu sesuai dengan harapan
Sulit mengatasi virus ini yang tak kunjung membaik
Membuat banyak orang stres dengan perekonomian, pekerjaan, dan bagaimana caranya
agar tetap sehat
Hidup seperti ferris wheel
Saat kalian berada di bawah kalian bertanya bagaimana rasanya saat berada diatas?
Dan ketika kalian berada diatas
Kalian merasa asing, terlalu indah namun penuh resiko
Hingga kalian berhati hati karena takut jatuh
Dan lupa untuk menikmati momen momen saat berada diatas
Roller coaster bagai definisi kehidupan
Ada banyak lika liku, naik dan turun
Kalian bisa memilih, berteriak ketakutan, ingin semuanya cepat selesai, atau malah
menikmatinya
Dan yang terpenting kalian tidak mengendarainya sendirian
Tetapi bersama orang lain, atau malah orang yang berarti bagi kalian
Sehingga kalian bisa bertahan sampai akhir.
Di saat pandemi
Kita harus berdiam diri
Belajar dari rumah
Bekerja dari rumah
Lihatlah, para dokter dan tenaga kesehatan
Berkorban jiwa raga
Menjadi garda terdepan di era corona
Merekalah pahlawan yang sesungguhnya
Mari kita berjuang, kawan
Covid 19 jangan sampai kekal
Patuhi protokol kesehatan
Memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan
Jangan lengah, jangan abai
Virus ini sangat mematikan
Jaga diri dan keluarga
Agar sehat senantiasa
Mari kita akhiri
Mari bahu-membahu
Membangun negeri bebas dari pandemi
Merdeka….merdeka…merdeka…
Cahaya langit yang lelah, matahari pun tertidur, angin bertiup.
Desahan terus keluar, semuanya berlalu begitu saja.
seperti bangun dari mimpi, sesak rasanya.
Aku ingin kembali ke masa-masa indah.
2 tahun sudah kita di penuhi rasa cemas,di guyur resah, terus mereguk risau.
Pandemi masih belum pulih, masih merebah di tubuh Indonesia, masih
menyamar menjadi angin samar.
Keluhku seketika tak bermakna, semua sedang berusaha untuk hidup dan tetap
ada.
Tapi, setelah fajar menyingsing, matahari yang tertidur akan terbit.
Saat ia menyinari kita, kebahagiaan yang memudar dan cinta yang tak mekar
akan tumbuh kembali.
Semua akan baik-baik saja, tersenyum pada ku dengan hangat, dan hari yang
baik akan tiba.
Kita harus kuat, kita harus bangkit.
Bersama, kita bisa hadapi pandemi ini.
Bersama kita hadapi pandemi ini, dengan ikhtiar, doa sabar dan ikhlas.
Karena saat hujan berhenti, seperti langit cerah yang menunggu kita hari
yang lebih baik akan datang.
Semangat dan tetap tersenyum.
Api yang elok
Ketika, ia t'lah menerjang semesta.
Melenyapkan kobaran jiwa di dadaku.
Lenyap, habis ditelan olehnya.
Kini, hanyalah raga yang ada.
Ku coba, bangkitkan kobaran itu.
Bahkan, lengkara sekalipun.
Asa t'lah terlihat.
Berkat tuhan yang maha esa.
Kawan, kita tak sendiri..
Di era ini..
Tetaplah jaga bara itu..
Tuk dirimu dan masa depan mu.
Bangkit di masa sulit
Disaat fajar mulai terbit dan menaik untuk menyinari kehidupan
Ia selalu memberiku sapaan dengan cahayanya
Memberikan arti bahwa akan ada semangat baru yang akan hadir di hidup ini
Aku menjawab sapaan itu dengan penuh rasa syukur
Kini, kehidupan memiliki rasa sedikit berbeda
Bumi merasa bahwa dirinya sudah tak sanggup dengan ini semua
Begitu pula aku, merasakan apa yang bumi rasakan
Rasanya ingin ku menyerah saja
Namun, semesta berbisik kepadaku “bangkitlah, wahai remaja..”
Tersadar dengan bisikan itu, bahwa masih ada mimpi yang harus aku temui
Dan mengejar mimpi itu sampai tergenggam dengan tanganku
Kita bangkit untuk sadar, sadar untuk peduli
Bumi membutuhkan rasa kepedulianmu
Kita disini hanya untuk sementara, tak akan selamanya
Sempatkanlah di masa yang sulit ini untuk mencari mimpi dan bekal untuk di akhirat nanti